Rabu, 09 Januari 2019

,

Liberté


Fahrenheit 451
Tidak ada keributan atau gelagat mencurigakan sebelumnya, di tempat ia terbunuh pagi tadi. Menurut beberapa yang sedang berjaga, pria itu terbunuh karena menyuarakan kebebasan. Entahlah, aku sebenarnya tidak terlalu paham mengapa ada orang yang mati demi sebuah kebebasan.

Aku berpikir apakah pria itu ingin menyerupai seorang nabi yang merelakan dirinya terbakar. Apakah hidup musti bebas? Apa guna semua yang ia perjuangkan, semua hilang setelah tubuhnya tergeletak dibrondong sepucuk pistol.

Hal itu semakin mengangguku, kenapa ada pria yang rela mati demi kebebasan. Aku bertanya kepada setiap orang yang aku temui dan jawaban mereka hampir semunya sama.

"Kau hidup harus mematuhi peraturan dan perintah, kau tidak boleh mempertanyakan itu. Lupakan kebabasan."

Selang beberapa hari kemudian, saat aku sedang tertidur beberapa orang masuk ke dalam rumahku. Dan benar saja, sepucuk pistol telah menempel tepat di depan keningku .

"Kau harus mati malam ini!"

"Karena kau telah berpikir." itulah kalimat terakhir yang aku dengan sebelum selongsong peluru menembus kepalaku.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar